Yellow Trap: Solusi Praktis untuk Pengendalian Hama di Lahan Pertanian di Desa Candisari

Candisari, Bansari (30/07) - Inovasi teknologi sederhana seringkali dapat memberikan dampak besar pada dunia pertanian. Salah satu contohnya adalah penggunaan Yellow Trap atau perangkap kuning, yang telah berhasil membantu para petani di Candisari, Bansari, dalam mengendalikan populasi hama yang merusak tanaman mereka. Inisiatif ini merupakan bagian dari program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim II Universitas Diponegoro yang dilaksanakan oleh Luqmanul Hakim. S. Nasution mahasiswa agribisnis, yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani setempat melalui penerapan teknologi ramah lingkungan.

Apa itu Yellow Trap?

Yellow Trap adalah perangkat pengendali hama yang memanfaatkan ketertarikan alami serangga terhadap warna kuning. Perangkat ini biasanya terdiri dari papan atau lembaran berwarna kuning yang dilapisi dengan lem atau bahan perekat. Warna kuning yang mencolok menarik perhatian berbagai jenis serangga, seperti lalat buah, kutu daun, dan serangga penghisap lainnya, yang kemudian terjebak pada permukaan perekat tersebut. Teknik ini memanfaatkan sifat fototropisme positif dari serangga, dimana mereka cenderung bergerak menuju sumber cahaya atau warna cerah.

Keunggulan Yellow Trap

  1. Ramah Lingkungan: Berbeda dengan penggunaan pestisida kimia, Yellow Trap tidak mencemari lingkungan dan tidak menimbulkan residu berbahaya pada tanaman.
  2. Biaya Rendah: Perangkap ini relatif murah dan mudah dibuat, menjadikannya solusi yang ekonomis bagi petani.
  3. Efektivitas Tinggi: Yellow Trap telah terbukti efektif menangkap berbagai jenis hama seperti lalat buah, kutu daun, dan serangga lainnya yang merusak tanaman.
  4. Penggunaan Sederhana: Petani hanya perlu memasang perangkap di sekitar area pertanian. Pemasangan yang tepat dapat memberikan hasil optimal dalam pengendalian hama.

Proses Pembuatan Yellow Trap

Membuat Yellow Trap cukup sederhana dan hanya memerlukan beberapa bahan yang mudah didapatkan. Bahan yang dibutuhkan yaitu botol plastik bekas, cat kuning, lem perekat atau lem tikus dan tali untuk menggantung perangkap. Langkah pembuatannya yaitu pertama, isi botol dengan campuran cat dan thinner, lalu ratakan dan tunggu hingga kering. Kedua, oleskan lem tikus ke seluruh permukaan luar botol. Ketiga, letakkan yellow trap pada lanjaran yang ada di lahan.

Dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilakukan oleh mahasiswa agribisnis, penggunaan Yellow Trap diperkenalkan kepada petani di Candisari. Mahasiswa memberikan sosialisasi dan pelatihan tentang cara pembuatan dan pemasangan perangkap ini.

Salah satu petani di Desa Candisari, Bapak Jumar, mengungkapkan rasa terima kasihnya, "Tidak lupa kami ucapkan terima kasih banyak kepada adik-adik mahasiswa yang telah datang dan memberikan pengetahuan yang berharga tentang cara-cara bertani yang lebih baik. Ilmu yang diberikan sangat membantu kami dalam meningkatkan kesejahteraan dan memperoleh hasil panen yang lebih baik. Kami sangat bersyukur dan berterima kasih," ujarnya.

Lebih lanjut, ia juga menyampaikan harapannya kepada para mahasiswa KKN untuk terus berjuang dengan penuh tanggung jawab, serta terus menyebarkan ilmu yang bermanfaat kepada masyarakat.


Tuliskan Komentar anda dari account Facebook
chat
chat